|
Chemistry Love |
Apa sih chemistry itu? yang bahkan dalam membicarakan sebuah hubungan kata ini
kadang disematkan dalam obrolan. Padahal jika kita mencari di kamus bahasa
Indonesia arti kata chemistry, niscaya kita tidak akan menemukannya sama
sekali. Sedangkan dalam bahasa inggris chemistry itu diartikan sebagai kimia.
Penjelasannya menurutku sih chemistry itu adalah sebuah ketertarikan antara
molekul-molekul kimia dengan zat lainnya sehingga membentuk suatu reaksi kimia
(maybe).
Lha lantas apa hubungannya dengan sebuah
hubungan antar manusia. Ini tak lepas dari sistem tata bahasa di dunia modern yang cepat sekali berubah. Sehingga
istilah-istilah atau idiom baru itu cepat sekali bergeser dari kata sebenarnya.
Seperti kasus chemistry ini, yang aslinya untuk mendefinisikan tentang proses
kimia, eh malah digunakan untuk mendefinisikan hubungan manusia.
Tapi tak ada salahnya juga sih, karena
chemistry dalam konteks hubungan antar manusia kan terbangun karena adanya
ikatan kimiawi. Chemistry dalam hubungan antar manusia (utamanya antara pria
dan wanita) banyak sekali didefinisikan oleh orang-orang dalam redaksi yang
berbeda namun inti dan maksudnya tetap sama.
Chemistry yang aku maksudkan dalam artikel
ini hanya terbatas hubungan cinta antara pria dan wanita, cowok dan cewek,
serta laki-laki dan perempuan. Kalau aku mengangganggap chemistry dalam konteks
ini adalah saling ketertarikan yang terjadi antara manusia satu dengan yang
lainnya. Ketertarikan ini dapat berupa apa saja, ketertarikan secara fisik,
ide, psikologis atau ketertarikan secara seksual. Ringkasnya sih kecocokan atau
perasaan nyaman.
Dalam membina sebuah hubungan cinta antara
pria dan wanita, adanya sebuah chemistry sudah merupakan sebuah keharusan. Dalam
hubungan orang dewasa kita tidak bisa hanya mengandalkan cinta saja tanpa
adanya sebuah ketertarikan secara kimiawi.
Percuma jika kita hanya tertarik secara
keelokan fisik tapi hal lainnya kita tidak merasa cocok dan nyaman. Dan juga
percuma jika kita tertarik dengan seseorang hanya karena kebaikan hatinya, kelembutan
sikapnya, dan bagus perangainya. Manusia tidak ada yang sempurna,
sebaik-baiknya orang pasti memiliki sisi buruk dalam dirinya. Ini yang jarang disadari
oleh kita. Di awal sebuah hubungan kita cenderung hanya melihat sisi baik dari
orang yang kita suka. Sehingga ketika sebuah hubungan berjalan dengan lama,
perlahan-lahan sifat dan tingkah asli dari pasangan akan muncul. Karena tidak
siap menerima kelakuan asli pasangan, akhirnya merasa kurang cocok lah, merasa
kurang sreg lah dan apalah namanya.
Chemistry bukanlah suatu keadaan dimana kita
merasa cocok dan nyaman karena memiliki pemikiran dan hobby yang hampir sama
dengan pasangan kita. Bukan pula karena ia adalah tipe pasangan ideal yang
sering kita idamkan. Tapi Chemistry adalah sebuah keadaan dimana kita tetap
merasa cocok dan nyaman meskipun kita memiliki perbedaan pemikiran, sifat,
hobby dan beda hal lainnya dengan pasangan.
Chemistry dapat terbangun ketika dalam
hubungan sudah tidak ada lagi sekat antara si pria dan wanita ini. Maksudnya
adalah tidak ada lagi hal-hal yang ditutupi, semua hal dari A sampai Z yang
tersimpan dalam diri sudah diketahui oleh masing-masing pasangan. Sehingga keterbukaan
itu membuat masing-masing pasangan tak canggung menjadi dirinya sendiri, justru
membuat keduanya menjadi semakin nyaman dan cocok dalam menjalankan hubungan. Dan
hubungan itu pun tidak hanya terlihat sekedar hubungan asmara saja, tapi juga
berupa hubungan sahabat atau rekan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa terciptanya
kontak batin di antara masing-masing pasangan.
Tapi chemistry dalam sebuah hubungan dapat
memudar jika yang terlibat didalamnya tidak mampu mempertahankannya. Menurut
pendapatku ada beberapa sebab yang membuat chemistry itu bisa hilang dan
memudar.
Pertama, karena chemistry yang terbangun
tidak seimbang. Iya dong, kenyamanan dan kecocokan itu harus tumbuh secara
seimbang antara si cowok dan si cewek. Kalau cuma salah satu pihak saja,
katakanlah si ceweknya saja yang merasa nyaman sedangkan si cowok tidak, ya
ujung-ujungnya bakalan bubar.
Kedua, karena adanya orang ketiga. Orang
ketiga bisa hadir ya karena salah satu pasangan tidak bisa menerima kekurangan
yang ada pada pasangannya. Sehingga ketika muncul tokoh antagonis (orang ketiga)
yang dilihatnya memiliki kelebihan dibanding pasangannya, ya kemungkinan
chemistrynya ke pasangannya bakalan hilang. Ya ujung-ujungnya juga munkin
bakalan bubar. Hehe
Ketiga, karena kurangnya komunikasi. Dua hal
diatas ga bakalan terjadi kalau orang yang terlibat dalam hubungan itu kurang
menjalin komunikasi. Karena tidak enak mengutarakan perasaan dan pikiran,
jadinya dipendam saja. Nah akhirnya
bakal jadi masalah tuh bagi sebuah hubungan. Komunikasi ini adalah hal penting
dalam membangun chemistry selain kita memliki cinta dan komitmen. Karena Chemistry
itu bukan hanya soal ketertarikan fisik, psikologis dan hal lainnya. Tapi juga
penerimaan terhadap pasangan setelah tahu masing-masing kekurangan dalam diri. Sehingga
timbulah kecocokan dan kenyamanan kendati banyak perbedaan yang
melatarbelakangi.
Nah itulah apa yang saya pahami tentang
chemistry dalam konteks hubungan cinta yang didapat dari pengalaman dan membaca
artikel-artikel yang banyak bertebaran di dunia maya.