Secara geografis wilayah Kota Palangka Raya
memang sebagian besar berupa hutan dan perbukitan. Letaknya pun berada tepat di
tengah pulau Kalimantan. Otomatis Palangka Raya tidak dilalui oleh jalur laut
dan wilayahnya tidak memiliki pantai. Padahal sebagaian besar kota di Indonesia
pariwisatanya banyak dikembangkan dari sektor pantai dan pegunungan. Tapi meski
demikian, bukan berarti di ibukota Kalimantan Tengah yang di dominasi hutan ini
tidak ada tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Palangka Raya memiliki keunikan dan ciri khas
sendiri mengenai pariwisata. Palangka Raya banyak memiliki objek wisata berupa
perbukitan dan danau. Selain objek wisata perbukitan dan danau yang sudah terkenal disini seperti
Bukit Tangkiling, Batu Banama, Danau Tahai, ternyata di Palangka Raya masih ada
spot wisata yang masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat.
Aku pun terus terang baru saja tahu kalau di
sini ada objek wisata baru. Tempat wisata ini dinamakan Sungai Batu Sei Gohong
yang terletak di Desa Gohong. Lokasinya terletak 34 Km dari kota Palangka Raya. Sekitar 30 menit perjalanan.
Tidak jauh dari objek wisata Batu Banama dan pasar Tangkiling. Meski belum
begitu populer, dalam pantauanku selama 2 kali berkunjung ke tempat ini. Wisata
sungai batu ini tak pernah sepi pengunjung. Itu kalau hari libur, gak tau kalau
hari kerja. Yah setidaknya selalu saja banyak masyarakat yang jauh-jauh dari
kota Palangka Raya datang ke tempat ini.
Objek Wisata Sungai Batu Sei Gohong ini
tampaknya objek wisata rintisan Pemerintah Kota Palangka Raya. Tampak terlihat
sentuhan pemerintah hanya beberapanya saja. Toilet dan ruang ganti pakaian yang
hanya satu buah, itupun dalam keadaan yang kurang terurus, menara dan profil
tank, kemudian gazebo satu buah, dan satu buah tempat duduk yang kalau dilihat
lebih mirip halte. Semua itu masih terlihat minimal.
Pengelolaannya pun masih dikelola oleh
masyarakat setempat tanpa ada campur tangan dari pemerintah, tanpa ada
pemasukan untuk pemerintah kota. Untuk parkir dikelola dan dipungut oleh
masyarakat setempat sebesar Rp.2000. Untuk tiket masuk pengunjung belum ada
pungutan, jadi masih gratis. Kalau lapar dan haus jangan khawatir, di sekitar
areal objek wisata ini banyak masyarakat yang mendirikan warung untuk
berjualan.
Objek wisata ini sebenarnya hanya merupakan
anak sungai biasa yang bemuara di Sungai rungan. Yang membuat dia berbeda dan
menarik dijadikan objek wisata adalah dasar dan tepian anak sungai ini yang
berupa bebatuan. Ditambah lagi arusnya yang mengalir deras membuatnya menarik
dijadikan sebagai wahana bermain dengan pelampung yang terbuat dari bekas ban
dalam kendaraan besar. Kalau kita kesini rasanya kurang lengkap jika kita tidak
menyewa ban pelampung. Tarif sewanya cuma Rp.5000 saja per pelampung. Itu juga
masyarakat yang mengelola
Kalau dilihat sih tempat ini mirip arena
arung jeram versi mini. Hanya saja lebarnya tidak lebih lebar dari parit
pengeringan, atau parit yang ada di jalan bukit keminting Palangka Raya. Warna airnya merah kecoklatan, ciri khas air
di semua DAS Kalimantan Tengah persis seperti air akar. Tak heran sih, karena
sungai ini sendiri dikelilingi oleh pepohonan yang akarnya berada di tepian
sungai.
Pepohonan yang tumbuh disekitar anak sungai
ini juga unik, karena pepohonan ini tumbuh di atas batu, tapi tidak langsung
batu yang menjadi dasarnya pohon itu tumbuh lho. Masih ada beberapa cm tanah
diantara batu dan pohon.
Kembali lagi ke soal air, sungai ini segaaar
sekali jika dipakai untuk mandi. Aliran air derasnya menyegarkan, ditambah
suasana teduh hutan yang rimbun membuat airnya menjadi sejuk. Aliran air yang deras ini hanya dapat ditemui
jika air sungai tidak pasang. Jika air sungai sedang dalam, maka aliran air
akan terasa kurang greget. Maka jika ini terjadi wahana permainan meluncur
dengan pelampung pun akan terasa kurang wah. Tapi jika pemerintah mau hal ini
bisa diakalin kok dengan sistem yang canggih dan teknologi.
Untuk itu jika berkunjung kesini dipastikan
dulu saat itu bukan musim hujan, atau disaat air sedang tidak pasang. Karena
jika air pasang, seperti yang kubilang kurang greget. Tapi tetap airnya masih
sejuk. Hanya saja sayangnya, arena arung jeram mini ini kurang begitu lebar. Tapi
sekali lagi jika mau tempat ini bisa dilebarkan dan dibuat lebih mantap (jika
pemerintah niat banget).
Dari sudut pandang lain, tempat wisata ini
masih potensial untuk dikembangkan dan dipercantik. Jika pemerintah mau, tempat
ini bisa disulap menjadi tempat wisata yang berkelas tanpa harus mengikis nilai
tradisional dan kealamiannya. Bayangkan saja, fasilitas yang sangat minim saja
banyak yang berkunjung, apalagi fasilitas dan sarananya bagus. Bukan tidak
mungkin di kemudian hari Sungai Batu Sei gohong akan menjadi salah satu tempat
wisata yang ramai.
Selain itu tidak lupa pula memberdayakan
masyarakat sekitar dan mengajak mereka sebagai mitra dalam pengeolaan objek
wisata ini. Dan pada akhirnya akan kembali juga pada pendapatan daerah yang
meningkat dari sektor pariwisata.
kalau ada river tubbingnya keren nih, rahasia perkasa alami
BalasHapusHarus di datangin nih, apalagi anakku suka main air....
BalasHapus