Libur awal
tahun 2016 ini lumayan panjang karena 1 Januari tepat jatuh pada hari jumat.
Sedangkan hari sabtu dan minggu para PNS dan pegawai bank serta pegawai lainnya
memang libur di hari tersebut. Itulah mengapa bagi orang-orang tersebut, libur
awal tahun terasa panjang.
Sebenarnya aku
tidak punya rencana pergi liburan di awal tahun ini. Hingga sampai seorang
sahabatku mengajakku untuk pergi jalan-jalan ke Seruyan. Terus terang jika
mendengar hal-hal yang berbau traveling dan petualangan aku jadi bersemangat.
Terlebih lagi Seruyan adalah salah satu Kabupaten yang belum pernah aku
jejakkan seumur hidup.
Setelah
melalui proses perundingan dan diskusi, tercapailah kesepakatan kami berangkat
naik jalan darat mengendarai sepeda motor. Berangkat hari sabtu pagi 3 januari
2016, dan berencana pulang keesokan harinya Minggu 4 Januari 2016. Waktu yang
sangat singkat memang, jika mengingat waktu tempuh ke seruyan yang kami
perkirakan sekitar 6 jam perjalan dari kota Palangka Raya. Mau bagaimana lagi
karena hari senin sudah masuk kerja.
Kalau
dipikir-pikir, buat apa sih ke Seruyan cuma satu hari, sudah jauh jaraknya
bikin capek pula. Tapi bagiku itu tidak jadi soal. Karena aku selalu
bersemangat jika berpetualang di tempat yang belum pernah kukunjungi meskipun
harus menempuh perjalanan panjang. My Trip My Adventure.
Perjalanan
dari Palangka Raya di mulai di sekitar pukul 07.30 WIB. Sepeda motor yang
digunakan adalah jenis Yamaha MX King 150 cc. Dengan kecepatan di kisaran 80-90
km/jam pukul 11.30 kami pun tiba di Kota Sampit. Perjalanan yang memakan waktu
sekitar 4 jam. Luput dari perkiraan kami. Padahal kami mematok perjalanan ke
Sampit hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Lantaran banyak berhenti untuk
sekedar cuci muka, buang air, sampai minum teh sambil makan gorengan, makanya
perjalanan kami agak sedikit lambat.
Perjalanan
dari Palangka Raya ke Sampit sama seperti perjalanan yang pernah kulakukan
dulu, hanya saja kali ini ada beberapa jalan yang sudah di lebarkan. Bahkan
sampai aku lupa kalau jalan yang kulalui itu adalah jalan lintas Palangka
Raya-Sampit. Karena rasanya terakhir kali aku ke Sampit jalan di atas daerah
Parenggean itu dulu sempit.
Salah satu ruas jalan Palangka Raya- Sampit yang dilebarkan |
Jalan yang
masih rusak dan masih dalam tahap pemeliharaan dan pelebaran adalah di ruas
wilayah kota besi sekitar 3 Km. Lalu di atas daerah kereng pangi terlihat ada
jalan yang di lebarkan, dan masih dalam tahap penggalian tanah. Secara kualitas
jalan antara Palangka Raya- Sampit sudah dalam keadaan yang hampir sepenuhnya
bagus. Bagus dalam artian nyaman dilewati tanpa adanya hambatan yang berarti.
Kota Sampit
tak banyak berubah semenjak terakhir kali aku mampir di kota ini. Lalu lintas
yang lumayan ramai, bangunan padat yang berjejer dipinggir jalan, kota yang
islami, penjual nenas yang berjejer di
sepanjang lintas antara Kota Besi-Sampit dan lainnya. Hanya saja kali ini
terlihat beberapa bundaran yang dulunya masih dalam proses, sudah selesai
dibangun.
Bundaran Nenas di Kota Besi |
Bundaran Adipura di Kota Sampit |
Karena ini
pertama kalinya kami berdua ke Seruyan, di Sampit kami pun bertanya kepada
warga jalan ke arah Seruyan. Ternyata jalannya berbeda dengan jalur ke
Pangkalan Bun. Jalur yang harus kami tempuh yaitu lurus ke arah selatan kota
Sampit. Sedangkan Pangkalan Bun melewati lintas jalur barat. Aku sempat mengira
kalau jalan yang harus dilalui itu satu jalur ke arah Pangkalan Bun. Untung
saja kami sempat bertanya.
Motor pun kembali
melaju ke arah luar kota Sampit sekitar pukul 12.30. Ada sekitar 1 jam kami
jeda dan istrahat di kota Sampit. Kemudiann pemandangan baru pun dimulai.
Karena ini baru pertama kali aku melalui jalan lintas Sampit-Seruyan.
Masih di
wilayah sekitar kota Sampit, akan banyak kita temui di kiri dan kanan jalan
berjejer kebun sawit. Tidak begitu jauh sekitar belasan kilometer kemudian kita
akan menemui sebuah kawasan yang di kiri dan kanannya banyak sawah yang
terhampar luas, pohon pisang yang berjejer di pinggir jalann dan juga ada
beberapa kerbau dan sapi yang dilepas di persawahan. Entah apa nama kampung ini
aku juga kurang begitu ingat. Pemandangannya begitu asri, terlihat tenang dan
kehidupan yang damai. Pemandangan sawah yang luas di kiri kanan jalan lintas
ini mirip seper.ti pemandangan di kawasan Anjir Pasar daerah Kabupaten Barito
Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.
Salah satu pemandangan sawah dan kebun milik masyarakat di lintas Sampit- Seruyan |
Di sepanjang
jalan lintas Sampit- Seruyan, banyak kujumpai masjid-masjid berdiri. Mungkin
hal ini karena sebagian besar masyarakat Sampit beragama islam. Secara
geografis jalan lintas ke seruyan yang berada di Selatan kota Sampit merupakan
jalan yang segaris dengan sungai mentaya yang bermuara di teluk Sampit. Itulah
sebabnya mengapa di kiri jalan sering kami jumpai tangki atau tabung raksasa.
Tanda bahwa adanya aktivitas pengolahan minyak.
Terlebih
lagi di Desa Bagendang, terdapat salah satu pelabuhan bongkar muat barang yang
terbesar di Kalteng di bawah PT Pelindo III yaitu pelabuhan Bagendang. Namun
sayang jalan disekitar pelabuhan bagendang dalam keadaan yang berlubang dan
banyak yang rusak. Desa ini berjarak sekitar 20 an Km dari kota Sampit.
Sekitar
belasan kilometer berikutnya kami sampai di pertigaan Samuda. Daerah yang cukup
lumayan banyak penduduknya. Maklum karena Samuda adalah kota Pelabuhan sama
seperti Kumai. Perjalanan kami teruskan tanpa mampir ke Samuda. Padahal aku
ingin sekali mampir dan melihat-lihat penampakan Samuda. Jarak dari Samuda ke
Sampit adalah sekitar hampir 40 Km.
Setelah jauh
meninggalkan wilayah Samuda, kami pun memasuki wilayah perkebunan kelapa yang
dibelah oleh jalan lintas Sampit-Seruyan. Di kiri dan kanan jalan, menjulang
tinggi jejeran pohon kelapa yang tertata rapi. Komoditas khas masyarakat
pesisir. Jika lintas Sampit-Pangkalan Bun kita akan banyak disuguhkan oleh
pemandangan hamparan perkebunan sawit, nah kalau ini hamparan perkebunan
kelapa. Sungguh menarik dan pemandangan kehidupan alam yang indah.
Jejeran kebun kelapa di ruas lintas Sampit-Kuala Pembuang |
Sekitar 2
jam perjalanan atau sekitar 80 km dari kota Sampit kami sampai di pantai Ujung
Pandaran yang berada di teluk Sampit. Kawasan wisata ini masih termasuk dalam
wilayah administratif Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebelumnya aku mengira
kalau jalan ke pantai Ujung Pandaran ini melalui jalur lain, eh ternyata malah
berada di lintas Sampit- Seruyan.
Betapa terkejutnya
aku dan sahabatku ketika melihat gapura yang bertuliskan, Selamat Datang di
Objek Wisata Ujung Pandaran. Padahal kami tidak mengira akan bisa sampai ke
Pantai ini lantaran kami mengira lokasinya jauh dan berbeda jalur dari Seruyan.
Kami pun menyempatkan diri untuk mampir sebentar berfoto dan menyentuh airnya.
Haha. Saat itu pantai banyak dikunjungi oleh orang, meskipun itu berada diluar
area objek wisata. Jika kita masuk melewati gerbang, maka akan dipungut
bayaran. Jadi kami memilih diluar alias yang gratis toh kami cuma numpang
lewat.
Pantai Ujung Pandaran |
Setelah
sedikit berfoto dan menyentuh airnya kami pun melanjutkan perjalanan. Maklum
karena hari sudah mendekati sore, sedangkan jarak ke Kuala Pembuang ibukota
Seruyan kami masih belum tau.
Setelah
melewati pantai Ujung Pandaran, kami pun memasuki wilayah Kabupaten Seruyan.
Menariknya jalan dari Pantai Ujung Pandaran sampai ke Kuala Pembuang berada
tidak jauh dari laut. Jadi jika kita melakukan perjalaan menuju ke Kuala
Pembuang, kita sering menyaksikan pemandangan laut di sebelah kiri kita. Karena
jalan dari Pantai Ujung Pandaran ke Kuala Pembuang berada segaris dengan garis
pantai selatan wilayah Kalteng.
Tidak cuma
itu, kita juga akan disuguhkan dengan pemandangan padang rumput luas yang cukup
indah. Padang rumput ini terletak di kiri dan kanan jalan. Konon menurut cerita
populer yang beredar di masyarakat setempat, padang rumput tersebut merupakan
tempat kerajaan mahluk halus. Pernah juga dibahas di acara Mister Tukul
Jalan-Jalan di Trans 7.
Padang rumput ini dinamakan masyarakat dengan
sebutan Kalap. Pernah katanya ada orang yang memfoto rumput tersebut. Tapi pas
dilihat hasilinya, rumputnya tidak ada alias tak nampak. Entahlah benar atau
tidak, yang jelas aku sukses saja tuh mengambil gambar di lokasi ini. Lagipula
aku kurang begitu tahu titik tepat lokasi
yang dikatakan angker itu.
Padang Rumput Ilalang |
Tak hanya
padang rumput, pohon pinus pun menjadi salah satu penyumbang keindahan alam
selama perjalanan. Ada beberapa titik dimana di kiri dan kanan jalan berjejer
pohon pinus yang teduh. Ya meskipun pohon pinusnya tak lagi hijau, dan tak
berdaun lebat. Pemandangannya mirip seperti pemandangan jalan di amerika
serikat yang banyak berjejer hutan pinus. Mantaplah pokoknnya melihatnya terasa
sejuk.
Sekitar 40
km dari pantai Ujung Pandaran kami melewati tempat wisata Sungai Sei Bakau.
Karena hari sudah sore kami pun terus saja, biar besok pas pulang saja mampir
ke Sungai Sei Bakau. Tempat wisata ini sudah masuk wilayah kabupaten Seruyan.
Pada pukul
15.30, kurang lebih sekitar 20 Km dari Sungai Sei Bakau, kami akhirnya tiba di
kota Kuala Pembuang. Hal itu mulanya ditandai dengan melintasi jembatan Ir.
Soekarno. Jembatan ini bisa dikatakan sebagai landmarknya kota Kuala Pembuang.
Lebar jembatannya dan desainnya, kurang lebih seperti Jembatan Kahayan di
Palangka Raya, dengan lebar jalan sekitar 5 meter dan masing masing satu meter
trotoar di kiri dan kanan jalan.
Jembatan Ir. Soekarno |
Betapa
bahagianya sahabatku, ketika tahu dia sudah tiba di Kuala Pembuang, Ibukota
Seruyan. Tempat dimana ia pernah menghabiskan sebagian besar masa kecilnya.
Total waktu
yang kami habiskan dari Palangka Raya sampai Kuala Pembuang adalah sekitar 8
jam. Dengan total jarak tempuh dari Palangka Raya sekitar 383 Km. Berangkat jam 08.30, sampai pada pukul 15.30.
Dengan kecepatan berkisar antara 80 dan 90 Km/jam.
Secara
keseluruhan jalan dari Palangka Raya- Sampit bisa dikatakan 80 % mulus.
Sedangkan jalan lintas Sampit – Kuala Pembuang bisa dikatakan 90 % mulus. Hanya saja jalannya rata-rata tidak lebar
seperti lintas Palangka Raya-Sampit. Tapi meskipun tidak begitu lebar, jalan
lintas ini tidak begitu padat, bahkan jarang kami berpapasan dengan kendaraan
berbadan besar. Intinya lintas Sampit- Kuala Pembuang aman untuk dilintasi.
Selamat Datang di Kuala Pembuang |
Perjalanan yang luar biasa.. Terima kasih atas info kondisi jalan antara Sampit hingga ke Kuala Pembuang, karena dalam waktu dekat akan ada perjalanan ke sana juga.
BalasHapusSalam,
Wonderful Indonesia.
Perjalanan yang luar biasa.. 8 jam non stop perjalanan berangkat, jika saya, bisa-bisa pulang naik travel..
BalasHapusBtw, terima kasih atas informasi kondisi jalan antara Sampit-Kuala Pembuang, karena rencana saya akan ada perjalanan ke sana.
Salam,
Wonderful Indonesia.
Sama-sama bang. Selamat menikmati perjalanan ke Kuala Pembuang
BalasHapusSalam,
Wonderful Indonesia
Mohon izin bertanya pak. Klo angkutan umum dari Palangkaraya ke Seruyan naik apa ? Dan ongkosnya berapa ? Terima kasih banyak atas informasinya. Salam kenal.
BalasHapusangkutan umum kesana biasanya menggunakan travel (mobil avanza/inova). tarif tiket di kisaran 150 rb pak.
HapusJoos and mantap banget jalannya nih.cocok banget nih buat gass sefti riding kesana nih...pingin banget gass dari Sampit ke Kuala Pembuang nih.
BalasHapusada hotel ga di seruyan?
BalasHapusada hotel tapi jumlahnya masih sedikit
Hapuskalo mau ke seruyan trus ke sukamara trus ke kotawaringin barat dan ke lamandau baiknya dari palangkaraya atau pangkalan bun
BalasHapusKalo belum tau, Kotawaringin Barat itu ibukota nya Pangkalan Bun. Jadi, lebih baik dari pangkalanbun lebih dekat ke seruyan & sukamara.
Hapustrus kalo nyewa travel baiknya dimana di palangkaraya atau pangkalan bun, mohon bantuannya ini kali pertama saya survey keliling kalteng
BalasHapusNyewa travel dari pangkalanbun aja, kalo dari palangkaraya lebih jauh lagi nanti ke seruyan & sukamara
HapusMau nanya Apakah di seruyan kotanya rame dan ada jual bahan bangunan kah disana
BalasHapuslumayan aja sih, hanya saja penduduknya masih sedikit.kalau yang jual bahan bangunan ada kok disana.
HapusMohon infonya Dari seruyan kalau kita mau ke kecamatan seruyan hulu dan menuju ke desa Tumbang laku, transportasinya pakai apa ya?
BalasHapusJarak dari samuda- pantai ujung pandaran berapa jam??
BalasHapusBerapa jml penduduk ibukota/kec seruyan
BalasHapus