Senin, 14 September 2020

Memperkuat Ciri Khas Wisata Kota Palangka Raya

 

Pada umumnya jika kita berkunjung ke sebuah kota hal apa yang paling diingat, tentu saja objek wisata dan citra khas kota yang melekat di dalamnya. Misalnya saja bila kita berkunjung ke Kota Palembang yang kemudian akan mudah kita citrakan dengan Jembatan Ampera, Empek-Empek dan Sungai Musi. Atau tak perlu jauh, ketika kita menyebut Banjarmasin tentu ingatan kita akan tertuju kepada pasar terapung, Bekantan  atau soto banjar. 

 

Kota tersebut dan banyak kota lainnya di Indonesia sudah memiliki citra, identitas dan ciri khas yang dikenal umum oleh masyarakat. Sehingga jika kita berkunjung ke kota-kota itu rasanya kurang lengkap jika tidak berkunjung atau mengenal lebih dekat dengan objek yang menjadi ciri khas kotanya.

 

Kemudian bayangkan jika kita wisatawan yang berkunjung ke Kota Palangka Raya. Apa kira-kira ciri khas dan citra dari kota ini yang kemudian akan membuat kita langsung teringat kembali ketika sudah pulang. Mungkin jawabannya bisa beraneka ragam. Itu membuktikan bahwa belum ada kesepakatan yang bulat mengenai ciri khas dan identitas utama Kota Palangka Raya

 

Maka dari itu Kota Palangka Raya perlu mencitrakan dan membangun kembali identitasnya agar ia memiliki sebuah ciri khas yang dikenal umum dan berbeda dari kota yang lain dimata semua orang. Mencitrakan kembali yang dimaksud bisa jadi promosi ikon atau landmark kota, kuliner khas daerah, dan tempat wisata dengan kearifan lokal. Berikut beberapa ide  untuk mencitrakan kembali identitas Palangka Raya agar pariwisata Palangka Raya kian berkembang menjadi sebuah kota yang memiliki ciri khas identik seperti kota lainnya. 

 

Dari beberapa riset dan pengamatan pribadi setidaknya ada tiga hal yang perlu menjadi fokus utama pengembangan citra dan identitas kota Palangka Raya diantaranya adalah:

 

1.         Tugu Soekarno


Kawasan Tugu Soekarno


Tugu ini sebenarnya adalah sebuah monumen pemancangan tiang pertama pembangunan kota Palangka Raya yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada 17 Juli 1957. Karena peresmiannya dilakukan oleh Presiden pertama RI, akhirnya hingga kini masyarakat akrab menyebutnya dengan sebutan Tugu Soekarno. Tugu ini adalah bagian dari sejarah besar Kota Palangka Raya dan Provinsi Kalimantan Tengah.

 

Kini sekitar lokasi tugu tersebut sudah dipugar dan dipercantik oleh pemerintah Kota Palangka Raya. Bahkan kini menjadi salah satu objek wisata dan tempat bersantai bagi masyarakat. Namun masih ada yang perlu dikembangkan lagi dari objek wisata ini, yaitu harus ada sebuah pencitraan yang kuat sehingga ini bisa menjadi landmark utama kota Palangka Raya. 

 

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan membuat kawasan tersebut jadi lebih ekslusif. Sama seperti bila kita ingin masuk ke kawasan Tugu Monas atau Candi Borobudur dengan menarik retribusi. Di dalamnya pemerintah dapat membuat sebuah museum kecil yang berisikan foto-foto dan tulisan mengenai sejarah dan perkembangan Tugu Soekarno. Kalau boleh mencontoh, persis seperti kawasan Tugu Khatulistiwa dimana tugu yang asli dibuatkan kubah untuk menjaga nilai dan keaslian sejarah. Kemudian di dalam kubah tersebut terdapat banyak informasi sejarah yang dimuat sebagai bahan referensi bagi pengunjung.

 

Di Sekitar Tugu Soekarno juga dapat dibuat beberapa kios atau lapak untuk para pedagang kuliner dan pedagang cindera mata khas Kota Cantik. Salah satu cindera mata yang menarik bagi saya adalah miniatur tugu pemancangan tiang pertama kota Palangka Raya atau tugu Soekarno. Karena sampai saat ini, Kota Palangka Raya belum memiliki cinderamata berupa landmark yang jika dibawa pulang oleh wisatawatan akan mengingatkan langsung dengan ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Selama ini yang banyak dijual adalah hasil kerajinan tangan seperti kerajinan dari getah nyatu, rotan, batu dan lainnya. Dimana kerajinan tangan tersebut juga dimiliki oleh daerah lain di Kalimantan.

 

Maka, salah satu alternatif lain adalah dengan membuat miniatur Tugu Soekarno. Miniatur ini bisa membuat para wisatawan akan selalu ingat dengan Palangka Raya karena berupa sebuah landmark kota. Ketika setiap wisatawan pulang membawa miniatur tersebut kemudian dipajang di etalase, maka ini bisa jadi salah satu promosi gratis yang akan menarik minat wisatawan lain untuk datang ke Palangka Raya.

 

 Dengan begitu perlahan tugu pemancangan tiang pertama kota Palangka Raya akan menjadi sebuah ikon kuat bagi Kota Palangka Raya yang kaya akan sejarah. Lalu pada akhirnya akan menjadi salah satu destinasi wajib wisatawan bila berkunjung ke Kota Palangka Raya.

 

Diharapkan dengan hal-hal tersebut selain meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi pariwisata juga dapat menjaga kawasan ini dari vandalisme, serta tetap menjaga nilai-nilai sejarah di sekitar Tugu Soekarno ini.

  

2.         Wisata Air Hitam Sebangau dan Sei Gohong



Kawasan Air Hitam Sei Gohong


umber foto : disbparbudpora.palangkara.go.id
Sumber foto : disparbudpora.palangkaraya.go.id

Sumber foto : pariwisataku.com
Kawasan Air Hitam Sei Gohong

Kota Palangka Raya memiliki dua objek wisata air hitam yang populer yaitu Objek Wisata di Kereng Bangkirai dan Objek Wisata Sei Gohong. Berdasarkan penelusuran di google dengan kata kunci wisata air hitam, hasil yang keluar di halaman pertama adalah wisata air hitam yang ada di Pelabuhan Kereng Bangkirai Kota Palangka Raya. Hal ini membuktikan bahwa wisata air hitam ini sudah lumayan populer dan melekat kuat jadi ikon wisata kota Palangka Raya. Ini adalah salah satu keberhasilan Pemerintah dalam mencitrakan dan mempromosikan objek wisata di wilayahnya. 

 

Namun dibandingkan dengan Air Hitam di Sebangau, objek wisata Air Hitam di Sei Gohong tampak kurang adanya perhatian lebih dari pemerintah terkait perawatan dan pengembangan. Maka agar identitas air hitam semakin melekat, pemerintah perlu kiranya memperkuat pula promosi kawasan wisata air hitam lainnya yaitu di Sei Gohong.. Salah satunya adalah dengan sering melakukan kegiatan dan event pemerintah di dua lokasi tersebut. Sehingga antara Wisata Air Hitama di SEbangau atau dermaga Kereng Bangkirai dan Sei Gohong memiliki promosi yang seimbang dan lebih dikenal, agar kemudian wisatawan juga berminat mengunjungi wisata air hitam di Sei Gohong.

 

Salah satu kebijakan lainnya adalah mengadakan sayembara desain kawasan wisata air hitam agar dapat menggali ide-ide dari publik terkait pengembangan dua objek wisata tersebut agar semakin cantik dan diminati. Sehingga pada akhirnya seluruh masyarakat akan mencitrakan wisata air hitam yang paling populer hanya ada di Palangka Raya.


3.         Makanan Khas


Sumber foto : cookpad.com
Kandas Serai

Sumber foto : cookpad.com
Juhu Singkah (Rotan)

Sumber foto : beritabeta.com
Sayur Kelakai

Makanan khas suatu daerah juga merupakan objek menarik bagi wisatawan yang berkunjung. Namun pada kenyataannya di setiap rumah makan yang ada di Kota Palangka Raya jumlah makanan khas lokal sedikit jumlahnya. Makanan lokal seakan tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Padahal sebenarnya Palangka Raya juga memiliki banyak masakan tradisional yang khas. 

 

Setelah dilakukan riset kecil, ada tiga makanan khas yang memang asli Palangka Raya yaitu Kandas Serai, Juhu singkah (rotan) dan Sayur Kelakai. Tiga makanan khas lokal yang tidak ditemukan di provinsi lain dan sudah sering dibahas oleh pewarta di media-media nasional. Jadi usaha selanjutnya dari kita semua  adalah tinggal memperkuat citra tersebut.

 

Terkait kebijakan mencitrakan identitas masakan khas tersebut, Pemerintah bisa melakukan sosialisasi kepada seluruh pemilik rumah makan agar memasukan tiga masakan lokal tersebut sebagai pilihan menu makanan. Bisa pula melakukan pemberdayaan dan pinjaman modal kepada masyarakat lokal untuk membuka rumah makan dengan menu utama kandas serai, juhu singkah dan sayur kelakai di beberapa tempat terutama di objek wisata di Palangka Raya. Hal lainnya pemerintah dapat menggelar kegiatan rutin festival kuliner atau sayembara untuk mengangkat "merek" dari tiga makanan khas Palangka Raya ini.

 

Kita ingin Palangka Raya setidaknya memiliki satu makanan khas yang citranya melekat kuat dibenak masyarakat dan wisatawan yang berkunjung misalnya saja yaitu Kandas Serai. Sama seperti ketika kita mengidentikan Banjarmasin dan Soto Banjar, Jogja dan Gudeg. Adapun cemilan dan oleh-olehnya bisa berupa sayur kelakai yang sudah dikreasikan. Karena seringkali makanan dan cemilan yang dijual di toko oleh-oleh Palangka Raya banyak berupa amplang. Padahal Palangka Raya bukanlah daerah penghasil produk-produk ikan laut.

 

Tiga fokus itulah menurut saya yang kiranya kalau diterapkan akan dapat menciptakan ikon dan citra khas kota Palangka Raya yang kuat dibenak para wisatawan. Menurut data statistik yang diterbitkan oleh Badan Pusat Stasistik (BPS) Kota Palangka Raya dalam buku "Kota Palangka Raya dalam Angka 2020" kunjungan wisatawan domestik ke Palangka Raya selama tahun 2019 adalah sebanyak 3.865 orang. Sedangkan wisatawan mancanegara sebanyak 389.235 orang. Ini adalah jumlah yang cukup potensial bagi kita seluruh masyarakat Palangka Raya secara bersinergi untuk mulai menciptakan fokus ciri khas identitas lokal. Tentu saja ini adalah tugas kita bersama baik melalui peran pemerintah maupun masyarakat untuk mewujudkan citra khas Palangka Raya agar lebih terkenal ke level nasional hingga internasional.👍