Penulis
: Edi AH Iyubenu
Penerbit
: IRCiSoD – Yogyakarta
Halaman : 264
hlm; 14 x 20 cm
Cetakan/
Tahun : Pertama/
Februari 2016
Genre : Filsafat/ Non Fiksi
Timeline kita hari ini
sungguhlah teramat buas mengerikan untuk disaksikan. Anda tak perlu butuh waktu
lama untuk bersipapas dengan status, komen, atau share yang menista dan
memfitnah orang lain Semua banjaran gosip, nyinyiran, pula fitnah, dirayakan
dengan penuh girang, berksan penuh pahala, bagaikan memenuhi panggilan jihad fi
sabilillah yang balasannya tiada lain adalah surga beserta 70 bidadarinya yang
selalu perawan (hal 233).”
Ditilik
dari judul buku ini sudah keren, sekeren isinya. Jarang-jarang lho ya buku yang
mengangkat fenomena-fenomena manusia kekinian (baca : modern) begitu menyentuh
dan menghujam nalar dan lubuk sanubari. Biasanya buku-buku yang bertema serupa
seolah hampa esensi, dengan kalimat demi kalimat yang kurang menggugah. Tapi
buku Cerita Pilu Manusia Kekinian adalah pengecualian.
Edi
AH Iyubenu adalah seorang penulis yang juga aktif di dunia sastra dan literasi.
Banyak sudah buku yang diterbitkanya, namun baru buku ini lah karyanya yang
kubaca pertama kali. Begitupun nama Edi yang baru di buku ini pula aku tau.
Mengingat tulisannya yang segar dan menyentak, agak aneh aja kalau aku kurang
mengenal Edi.
Cerita
Pilu Manusia Kekinian adalah kumpulan tulisan tulisan Edi yang terdiri dari
berbagai macam pembahasan. Namun muaranya tetap satu, menyorot keringnya jiwa
manusia-manusia modern atau istilah Edi adalah manusia kekinian yang sudah jauh
dari nilai-nilai luhur dan tradisional.
Edi
membagi bukunya ke dalam dua bagian renungan. Pertama adalah renungan islami
dan kedua adalah renungan lainnya atau renungan yang bersifat umum dan
universal. Terus terang saja saat aku membaca tulisan pertama di buku ini yang
berjudul Hiduplah dengan Selo, aku sudah sangat antusias dan jatuh cinta.
Sangat terkesan dengan gaya bahasa Edi yang membuat filsafat tak begitu runyam,
bahkan ia memberikan penjelasan yang mudah diterima oleh semua nalar baik awam
sekalipun.
Di
Bagian pertama bukunya dalam bab renungan islami, Edi banyak menyorot tentang
fenomena sosial khususnya kehidupan islam di Indonesia masa kini. Tulisannya
banyak menyentil kelakuan kita yang sudah banyak keluar dari substansi. Ia
mengamati fenomena sosial yang berkembang di masyarakat atau sesuatu kejadian
yang sudah viral lalu diberi tanggapan sesuai perspektif keilmuannya
(filsafat). Namanya juga orang yang gemar berfilsafat yang notabene adalah
orang yang cinta pada kebijaksanaan, maka tulisan Edi sebagian besar dapat
kuterima.Beberapa contoh tulisannya adalah sikap keberagamaan kita sekarang
yang begitu mudah memberikan label kafir kepada orang yang tak seiman,
penghayatan keislaman kita, akun-akun islami yang marak bermunculan, masalah
HTI, sampai urusan jodoh.
Tak
Cuma disitu pada bagian renungan lainnya juga tak kalah hebat. Disitu ia banyak
menulis tentang pilunya manusia kekinian yang telah menjadi hamba modernitas.
Segalanya selau diukur dengan angka dan angka. Bukan kualitas tapi kuantitas.
Keluarga tempat dimana seseorang pertama kali mendapatkan pelajaran kehidupan pun
bukan lagi tempat yang nyaman bagi mereka. Bahkan ketika seseorang ditanya
kunci kesuksesannya tak banyak yang menyebut salah satu kunci sukses adalah doa
orang tua.
Begitulah
tulisan-tulisan Edi ini sangat menarik dan mengunggah. Memang di bagian
renungan islami hampir sebagian besar tulisan sangat ringan tak sulit untuk
mencernanya, itu karena ia dengan detail memberikan penjelasan dan permisalan
terkait tulisannya. Namun memasuki bab renungan lainnya, tulisan Edi agak
sedikit berbobot dan berat. Tapi meski demikian, kita tetap dapat menikmati
tulisannya. Sekali lagi karena tulisannya ringan dan diberikan penjelasan yang
gamblang oleh sang penulis.
Akhirnya
buku ini sangat dianjurkan dibaca, karena ia menghentakkan nalar dan nurani
kita. Membuat kita setelah membacanya akan berpikir, “Oh iya ya bener juga.”
pokoknya ini buku sangat dekat dengan keseharian kita dan sangat dekat dengan
pokok kejadian yang pernah hangat di tanah air. Membaca ini kita dapat memiliki
penambahan pengetahuan dan suntikan kebijaksanaan dalam memaknai hidup ini.
Pokoknya
ini buku filsafat paling ringan yang aku baca. Buku yang sangat bagus. Dan buku
tentang fenomena sosial masa kini yang sangat memberikan kesadaran. Wajib
dibaca nih.